Pergerakan Perang: AS dan Inggris Kembali Bom Yaman, Selandia Baru Kerahkan Kapal dan Irak Serang Israel

- 24 Januari 2024, 08:00 WIB
Jet Tempur Inggris yang dikerahkan pada Selasa malam, 23 Januari 2023 untuk menyerang wilayah Yaman Yang dikuasai Houthi.
Jet Tempur Inggris yang dikerahkan pada Selasa malam, 23 Januari 2023 untuk menyerang wilayah Yaman Yang dikuasai Houthi. /Anadolu/

PRIANGANTIMURNEWS - Amerika Serikat (AS) dan Inggris kembali bom Kota-Kota Yaman yang dikuasai Houthi pada Selasa malam, 23 Januari 2024.

Operasi yang dinamai 'Poseidon Archer' itu merupakan serangan kedelapan kalinya dalam 10 hari terakhir, yang diluncurkan oleh jet tempur AS-Inggris.

Serangan tersebut menargetkan empat Kota yang dikuasai Houthi Yaman, diantaranya adalah Hudaydah, Taiz, Al-Bayda dan Ibukota Sana'a sendiri.

Baca Juga: 5 Kota di Yaman Kembali Dibom AS-Inggris, Houthi Balas Serang Kapal AS di Laut Merah

Total terdapat 18 pengeboman yang dilakukan AS-Inggris salam satu hari. Dengan rincian 12 bom dijatuhkan di Sana'a dan tiga lainnya di Kota yang berbeda masing-masing satu bom.

Serangan tersebut menargetkan lokasi penyimpanan bawah tanah. Serta situs yang erat kaitanya dengan penyimpanan rudal milik Houthi dan tempat pemantau udara.

Untuk pertama kalinya, AS benar-benar melumpuhkan fasilitas bawah tanah milik Houthi yang akan mempengaruhi Operasinya di Laut Merah.

Serangan AS-Inggris juga telah didukung oleh beberapa negara seperti Australia, Bahrain, Kanada, dan Belanda yang merupakan sekutu kuat mereka dan disampaikan dalam pernyataan bersama.

Baca Juga: Yaman Dibom AS-Inggris, Houthi: Tidak akan Menghalangi Posisi Kami dalam Mendukung Palestina

Pernyataan bersama itu dikeluarkan oleh Kementerian Pertahanan Inggris, dengan menegaskan tujuan untuk menghilangkan ancaman yang ditimbulkan oleh Houthi.

Khususnya terhadap kapal dagang serta dampak serius terhadap perdagangan global.

“Militer Amerika Serikat dan Inggris, atas arahan pemerintah masing-masing dengan dukungan dari Australia, Bahrain, Kanada dan Belanda," tulis pernyataan.

"(Kami) melakukan serangan tambahan yang proporsional dan diperlukan terhadap delapan sasaran Houthi di Yaman sebagai tanggapan terhadap Houthi," lanjut pernyataan.

Baca Juga: Veto Gencatan Senjata Palestina-Israel: AS Ramai-Ramai Dikecam Dunia

"Serangan berkelanjutan terhadap pelayaran internasional dan komersial serta kapal angkatan laut yang transit di Laut Merah," akhir pernyataan.

Perlu dicatat bahwa AS dan Inggris menargetkan infrastruktur dan amunisi kelompok Houthi dalam serangan mereka kali ini di Yaman, dibandingkan para pejabat mereka.

Kendati demikian, serangannya pada 11 Januari 2024 telah menewaskan sebanyak lima anggota Houthi dan enam lainnya terluka.

Hingga saat ini, sudah ada sebanyak 91 lokasi Houthi yang diserang AS-Inggris. 73 sasaran terjadi sebelum tanggal 24 Januari 2024 walau serangan itu lebih kecil dari sebelumnya.

Baca Juga: Terpancing Oleh AS, China Siagakan 6 Kapal Perusak

Pasukan AS sebelumnya juga mengumumkan bahwa mereka akan melancarkan serangan terhadap rudal balistik yang bersiap untuk menyerang Laut Merah pada 17-18 Januari 2024.

Tapi tidak ada rincian lebih lanjut yang diberikan pasca tanggal tersebut.

Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA), mengumumkan bahwa mereka tidak mendukung peningkatan ketegangan satu sama lain setelah serangan awal oleh AS-Inggris.

Pernyataan telah disampaikan pada 12 Januari 2024, oleh Kementerian Luar Negeri Arab Saudi

Baca Juga: Gagal Hentikan Genosida Palestina: Direktur HAM PBB mundur! Sebut AS dan Eropa Terlibat

“Kami dengan cermat mengikuti operasi militer yang dilakukan di Laut Merah dan serangan udara di beberapa titik di Yaman,” paparnya

Senada dengan itu, Kementerian Luar Negeri UEA menyatakan dalam pernyataannya di hari yang sama bahwa terdapat kekhawatiran mengenai dampak serangan di Laut Merah dan Selat Bab-al-Mandab.

Tetapi keduanya eggan berpihak pada salah satu dari kubu tersebut, meskipun Arab Saudi tengah berkonflik dengan Houthi, tetapi tidak dapat memberi tindakan karena bersangkutan dengan Palestina.

SELANDIA BARU MULAI BERGERAK

Baca Juga: Proposal AS untuk Kemanusiaan Palestina: Operasi Intelijen Israel dan Pemindahan Paksa ke Sinai

Selandia Baru pada Selasa, 23 Januari 2023 juga mengumumkan bahwa mereka akan mengerahkan tim pertahanan beranggotakan enam orang ke kawasan Timur Tengah untuk menjaga keamanan maritim di Laut Merah.

Dikeluarkan dalam pernyataan bersama dua pejabat, yakni Menteri Luar Negeri Winston Peters dan Menteri Pertahanan Judith Collins serta Perdana Menteri Christopher Luxon.

Tetapi merek menegaskan bahwa pasukannya itu tidak akan memasuki wilayah Yaman, dan hanya berpatroli di Laut Merah.

“Serangan Houthi terhadap kapal komersial dan angkatan laut adalah tindakan ilegal, tidak dapat diterima, dan sangat mengganggu stabilitas," ujar Luxon.

Baca Juga: Jabal Rahmah Monumen Romantisme Bertemunya Kembali Nabi Adam AS dan Siti Hawa

"(Tim) akan berkontribusi pada pertahanan kolektif kapal-kapal di Timur Tengah, sesuai dengan hukum internasional, dari markas operasional di wilayah tersebut dan di tempat lain,” tambahnya.

Mereka kemudian mengkonfirmasi, bahwa pergerakan mereka paling lambat akan dijadwalkan pada 31 Juli 2024 mendatang.

Ketegangan meningkat di Laut Merah di tengah serangan Houthi terhadap kapal komersial yang diduga memiliki hubungan dengan Israel. Selandia Baru salah satu dari mitra baik Israel dan sekutu Barat.

Itu mendasari Selandia Baru untuk ikut campur dalam permasalahan Laut Merah, meskipun titik lokasi satu diantaranya sangat jauh.

Baca Juga: AC Monza vs AS Roma di Serie A: Pratinjau, H2H, Jadwal, Prediksi Skor

IRAK SERANG ISRAEL

Irak menjadi negara ketiga yang secara terang-terangan mengumumkan serangan lain ke Israel setelah Palestina, dan Yaman.

Pada tanggal yang sama, mereka secara resmi menggunakan drone tempur untuk menyerang pelabuhan Ashdod, Israel.

Serangan tersebut adalah serangan pertama secara terbuka yang dilakukan Irak terhadap Israel langsung.

Baca Juga: AS vs Meksiko di Semifinal Concacaf Nations League: Pratinjau, Jadwal, H2H, Prediksi Skor

Irak melakukan serangan tersebut ditujukan atas aksi solidaritas terhadap pejuang Palestina dan demi melawan rezim Zionis Yahudi Israel yang melakukan Genosida di gaza.***

Editor: Sri Hastuti

Sumber: Anadolu


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x