“Rabu mengenakan baju safari, dan Kamis kembali seragam kantoran. Hari Jumat mengenakan batik serta Sabtu dan Minggu baju koboy lengkap dengan dasi,” kata Jujun.
Semula menurut Jujun, istrinya terus melarang mengenakan pakaian tersebut dengan alasan malu. Tapi Jujun justru berkeyakinan ingin tampil beda dan menarik, hingga akhirnya semua keluarganya mendukung.
Eti bibinya mengatakan, Jujun keponakannya memiliki banyak dasi dan jas serta baju safari dan rompi. Itua dalah pemberian dari pegawai-pegawai di Jakarta yang menjadi langganan hamburger keponakannya.
Baca Juga: Telah Terjadi Gempa Magnitudo 6,7 di Kabupaten Malang
“Dasi teh mani sa dus (dasi banyak hingga se dus), karena ketika di Jakarga banyak pegawai kantor yang memberinya. Mereka bilang ‘mau ngga pake dasi’, keponakan saya ya mau saja, makanya ketika jualan burger juga sama pake dasi,” ungkap Eti.
Semua baju tersebut katanya sekarang dikenakan saat berjualan sayuran. “Jalmina kitu Jujun mah acuhan ,” kata Eti sambil memilih sayuran di gerobak keponakannya.
Aan konsumen lainnya mengatakan, dengan penampilan yang nyentrik dan menarik, Jujun kini banyak pelangganya. Setiap pagi dikerubuti pembeli.***
(Tati Purnawati/Pikiran Rakyat)