Inilah Sejarahnya Mengapa Bali Masyarakatnya Masih Tetap Hindu Sampai Sekarang

- 28 Februari 2022, 21:29 WIB
Acara Galungan di Pulau Bali 
Acara Galungan di Pulau Bali  /Instagram @josualesandro  /

 

PRIANGANTIMURNEWS – Kita mungkin tidak menyadari bahwa pulau Jawa hampir sepenuhnya Islam kalau masih zaman kerajaan mulai dari berdirinya Kerajaan Demak hingga kerajaan Islam lain yang mulai menyebar ke seluruh pulau Jawa.
 
Namun yang mengherankan adalah kerajaan di Pulau Bali yang saat itu masih menganut agama Hindu padahal kala itu Islam memiliki kerajaan-kerajaan besar selepas dia Kerajaan Majapahit.
 
Sebagaimana dilansir priangantimurnews.com dari youtube Pegawai Jalanan, Hal ini tentu menjadi tanda tanya besar Apakah Islam tidak pernah berdakwah di Bali atau ada masalah lain yang membuat agama Islam tidak berkembang pesat di Pulau ini seperti kerajaan-kerajaan lain di Pulau Jawa.
 
 
Adapun kerajaan di Pulau Bali saat itu adalah kerajaan gelgel sebelum akhirnya dipecah menjadi kerajaan-kerajaan kecil yang tersebar di Pulau Bali,
 
Kerajaan gelgel adalah salah satu kerajaan yang pernah didirikan di Pulau Bali, wilayah kekuasaannya mencakup seluruh pulau Bali, pulau Lombok dan pulau Sumbawa.
 
Kerajaan gelgel menerapkan sistem pemerintahan yang disesuaikan dengan kerajaan Majapahit, masyarakatnya terbagi menjadi Bali Hindu dan Bali Aga raja.
 
 
Kerajaan gelgel yang pertama adalah dalam Ketut ngulesir Ia adalah keturunan dari dinasti Kerajaan Majapahit, wilayah awal dari kerajaan gelgel mencangkup seluruh Pulau Bali.
 
Wilayah ini diperoleh dari penaklukan Kerajaan Majapahit pada tahun empat terhadap kerajaan-kerajaan kecil di Pulau Bali.
 
 Pada awal abad ke-17 wilayah kerajaan gelgel mencakup seluruh Pulau Bali, pulau Lombok ,dan pulau Sumbawa.
 
Kerajaan gelgel berakhir pada masa pemerintahan Kyai Agung maruti setelah diserang oleh pasukan Dewa Agung Jember pada tahun 1687.
 
 
Kerajaan Majapahit saat itu adalah kerajaan yang besar hingga sampai ke Pulau Bali hampir semua bidang kehidupan utamanya setelah ekspansi besar Mahapatih Gajah Mada di Bali pada tahun 1343 terpengaruh oleh kebudayaan Jawa yang dibawa Majapahit begitu kentalnya pengaruh tersebut.
 
Hingga penyebaran pertama agama Islam di Pulau Bali itu juga tak terlepas dari campur tangan Prabu Hayam Wuruk Raja yang membawa Majapahit pada puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Hayam Wuruk.
 
Kerajaan Majapahit mewajibkan kerajaan bawahannya di Pulau Bali untuk menerapkan sistem pemerintahan yang sama dengan kerajaannya sistem ini mengikuti ajaran agama Hindu sehingga raja cucu kekuasaan tertinggi dalam kerajaan awal mula Islam di Bali.
 
Masyarakat muslim di Bali muncul berkat hubungan yang baik antara Majapahit sebagai negara penguasa dengan baris sebagai kerajaan yang dikuasai ketika Hayam Wuruk memerintah dalam Ketut ngulesir.
 
 
Putra raja pertama samprangan Sri Aji Kresna kepakisan alias dalam Sri Kresna kepakisan mendapat undangan berkunjung ke keraton Majapahit pada tahun 1300 80-an.
 
Hayam Wuruk sedang mengadakan konferensi di kerajaannya dengan mengundang kerajaan-kerajaan yang menjadi sekutunya dalam Ngulesir datang mewakili kerajaan gelgel pecahan dari kerajaan samprangan yang dikuasai Kakak tertuanya.
 
 Dalam buku muslim Bali mencari kembali Harmoni Yang Hilang Peneliti senior Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia atau Lipi, masa menceritakan bahwa ketika kembali ke gelgel.
 
Dalam Ngulesir mendapat pengawalan dari pemerintah Majapahit ia diberi 40 orang pengiring dalam perjalanan pulangnya itu mayoritas dari mereka si sebagai tentara sementara sisanya bekerja sebagai juru kapal dan Juru Masak.
 
 
Setelah sampai di Bali ternyata 40 orang tersebut beragama Islam 40 orang Islam tersebut tidak ingin kembali ke wilayah Majapahit dan memilih untuk tinggal di Bali.
 
Akhirnya dalam Ngulesir memberi satu daerah pemukiman khusus di gelgel ke-40 orang itu pun diperintahkan mengabdi kepada kerajaan gelgel tanpa syarat apapun Artinya mereka tidak harus berpindah kepercayaan mengikuti agama yang berkembang di gelgel.
 
Dari sinilah awal mula agama Islam di Bali komunitas muslim pertama di Bali lalu membangun masjid di gelgel yang sekarang dikenal sebagai masjid tertua di tanah Bali dan Islam mulai berkembang dari daerah yang berpenduduk muslim di gelgel.
 
Menurut Hasan Ali dalam pembangunan masjid sejak abad ke-14 hingga sekarang juga mengalami akulturasi dengan unsur arsitektur Bali atau menyerupai corak wantilan atau Joglo.
 
 
Semuanya yang diwujudkan dalam pembangunan masjid menjadikan tempat suci umat Islam di Bali tampak beda dengan bangunan masjid di Jawa maupun daerah lainnya di Indonesia.
 
Banyak yang beranggapan bahwa hal yang buruk ingin mengurangi jumlah populasi muslim yang terus berkembang di pusat pemerintahannya dengan mengirim orang Islam kembali.
 
Ia khawatir kaum minoritas itu akan mendominasi daerah kekuasaannya mengingat Majapahit adalah kerajaan Siwa Budha menurut arkeolog dan epigraf.
 
Alasan Jafar Dalam tulisannya beberapa catatan mengenai keagamaan pada masa Majapahit akhir dimuat pertemuan arkeologi keempat dibawah kekuasaan Hayam Wuruk banyak penduduk Majapahit yang sudah memeluk Islam.
 
 
Sebagai bukti para arkeolog telah berhasil menuju pemakaman Islam kuno di desa Troloyo Trowulan Mojokerto mengingat pemakaman ini letaknya tak jauh dari Keraton.
 
Dapat disimpulkan ini adalah pemakaman bagi penduduk kota Majapahit dan keluarga kerajaan yang telah beragama Islam, Ia mempunyai penyebaran Islam terhalang.
 
Kerajaan gelgel Klungkung diperintahkan oleh dalem waturenggong setelah dalam mengolah, turun Tahta di masa ini juga menjadi puncak kejayaan Islam di nusantara karena kerajaan-kerajaan Islam mulai tersebar di Pulau Jawa.
 
 Sementara hindu-budha termasuk Majapahit pengaruhnya Kian surut akibat banyak kerajaan yang mulai menerima keberadaan agama Islam di wilayahnya Majapahit sendiri mendapatkan masalah internal tentang perebutan kekuasaan yang terjadi di pemerintahannya.
 
 
Akhirnya keruntuhan kerajaan besar itu pun tidak lagi dapat dihindari, momen kehancuran Majapahit itu lalu dimanfaatkan oleh dalam waturenggong untuk memerdekakan wilayah Bali dan memperluas wilayah kekuasaannya,
 
Pada masa pemerintahan Sultan trenggono Demak mengirim utusan ke Kerajaan gelgel Klungkung.
 
Menurut Brodin ekspedisi Damai itu bertujuan menjalin hubungan baik sebagai sesama mantan pasal atau kerajaan yang dikuasai yaitu kerajaan Majapahit.
 
Namun intinya tujuan ekspedisi ini adalah untuk menyebarkan Islam dalam hal ini kerajaan Demak ingin mengislamkan Bali melalui jalan perdamaian dan bukan melalui penaklukan.
 
kerajaan Demak lalu mengirim utusan ke Bali namun dalam waktu langsung kita ingin kerajaannya diislamisasikan utusan yang telah dikirim lebih memilih bergabung dengan komunitas muslim yang ada di Bali.
 
 
Waturenggong mulai menyusun rencana agar dapat menghalangi pengaruh Islam di Bali dalam babad dalem waridah dalam Sri Aji Kresna kepakisan karya tjokorda Raka Putra disebutkan bahwa setelah menjadi Negeri Merdeka waturenggong segera memperluas wilayah kekuasaannya hingga ke Blambangan.
 
Lombok dan Sumbawa.
 Ia berhasil menguasai ketiganya yaitu antara tahun 1512 sampai dengan 1520 menurut sumarya dan kawan-kawan dalam sejarah masuknya Islam dan perkembangan dan Islam di desa kecicang Kabupaten Karangasem provinsi Bali.
 
Perluasan wilayah Kerajaan gelgel Klungkung hingga ke Lombok merupakan usaha lain baturagung Menghadang penyebaran Islam di negerinya.
 
Namun selepas dalam waturenggong tidak ada lagi raja yang mampu membangun ke Klungkung kerajaan itu pun akhirnya terpecah dan mulai menunjukkan kemunduran.
 
Akibatnya kekuasaan mereka di Lombok berhasil diruntuhkan penguasa Klungkung selanjutnya memilih menjalin hubungan baik dengan Lombok bukan menaklukkan dengan paksaan.
 
 
Setelah itu penyebaran masyarakat muslim di Lombok ke Bali mulai gencar terjadi meski pengaruhnya di masyarakat tidak dapat menggeser dominasi induk yang telah berabad-abad menjadi kepercayaan utama rakyat Bali.
 
Alasan kerajaan Bali tetap beragama Hindu ringkasan dari buku Robert pringle tahun 2014 short story of Bali Indonesia Hindu Riau,
 
Alasan mengapa kerajaan Bali tetap beragama Hindu adalah sebagai berikut yang pertama penduduk Bali sebagian besar berasal dari luar Bali kemungkinan berasal dari Jawa atau Lombok.
 
Bahasa Bali lebih mirip bahasa Sasak di Lombok daripada bahasa Jawa Bali tidak pernah putus hubungan dengan Jawa dan juga Kerajaan lainnya,
 
Raja Airlangga adalah setengah Bali karena beragam Bali dan beribu Jawa yaitu cucu Mpu Sindok.
 
 
Bali selalu berada dalam itu kerajaan di Jawa terutama Majapahit Bali tidak pernah secara nyata anti Islam walaupun memiliki budaya yang berbeda ini sudah punya Bali tak pernah merasa harus ditunjukkan oleh kerajaan Islam terutama Mataram Di Jawa.
 
Minoritas Islam yang berdagang terutama di Bali Utara dan menjadi tentara tetap dapat singgah di Bali.
 
yang kedua sejak runtuhnya Majapahit kemudian pajang jipang Demak sampai Mataram yang paling kuat setidaknya ada jeda selama 100 tahun saat Majapahit runtuh dan gelgel menguat Mataram belum terlalu kuat walaupun akhirnya Mataram dapat mengusir nya dari Blambangan Gelgel masih terlalu kuat untuk ditaklukan.
 
Ketiga ketika Mataram mulai menguat dan gelgel mulai melemah datang Belanda yang membuat Mataram harus berbagi konsentrasi, Mataram juga dilemahkan oleh konflik-konflik internal.
 
 
Keempat Mataram menjadi defensif saat kekuatan Belanda menguat tak lagi memikirkan expand di Mataram justru semakin kehilangan wilayah kekuasaannya seiring dengan menguatnya Belanda,
 
karena Mataram yang lemah tidak ada keuntungan yang didapat dari penguasa di Bali untuk memeluk Islam selain itu ada alasan lain yang mungkin dipercaya oleh sebagian orang Mengapa gelgel tak dapat menerima pengaruh Islam di Bali adalah ikatan historis emosional dengan Majapahit meski terbebas dari kuasa pasal Majapahit tetapi penyerangan Demak tidak bisa begitu saja diterima.
 
 Penyerangan Demak terhadap Majapahit ini banyak ditentang oleh beberapa ahli sejarah mereka para pangeran dan mantan pejabat Majapahit yang lari ke Bali tentu menyebarkan informasi tentang nasib tragis mereka ke penduduk lokal sehingga ikut menjadi kurang bisa menerima Islam.
 
Walaupun hingga kini muslim di Bali masih minoritas namun alkulturasi Hindu Islam di Bali terjalin semakin erat,
 
Hal ini dikarenakan sifat saling menghargai untuk memeluk agamanya masing-masing Islam memang tidak berkembang pesat di Bali selayaknya di Pulau Jawa,
 
Hal ini dikarenakan dari Kesultanan Demak berupaya mengislamisasi Bali melalui jalur perdamaian dan bukan karena penaklukan,
 
 Selain itu baru juga telah melekat kuat memegang agama warisan turun temurun sehingga tidak memiliki niat untuk berpindah agama.
 
Selain itu juga banyak faktor lain yang membuat Bali tetap mayoritas dengan agama Hindu nya itulah sekelumit pembahasan tentang penyebab mengapa Bali tidak memeluk Islam saat Islam sedang di percaya di Pulau Jawa.***
 
 
 
Tag: Bali, Islam, Jawa, Mataram, Demak, gelgel, Hindu, Majapahit, kerajaan,

Editor: Muh Romli

Sumber: YouTube PEGAWAI JALANAN


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x