Sepeda Tua Turut Meriahkan Karnaval HUT ke-22 Kota Tasikmalaya Tingkat Kelurahan Panglayungan

9 Oktober 2023, 20:00 WIB
Nanan Kusnandar,pecinta sepeda tua bersama rekan lainnya saat mengikuti Karnaval memeriahkan HUT ke-22 Kota Tasikmalaya pada Ahad,8 Oktober 2023/Ade Advian Achmad/priangantimurnews/PRMN. /

PRIANGANTIMURNEWS- Milangkala ke-22 Kota Tasikmalaya tingkat Kelurahan Panglayungan diisi dengan berbagai kegiatan.

Salah satunya kegiatan karnaval yang telah digelar pada Minggu 8 Oktober 2023 di lapang parkir Masjid Rahmatullah Kota Tasikmalaya.

Dalam karnaval yang diikuti 21 RW se Kelurahan Panglayungan Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya ini berlangsung meriah.

Baca Juga: Karnaval Memeriahkan HUT Ke-22 Kota Tasikmalaya Tingkat Kelurahan Panglayungan Berlangsung Meriah!

Berbagai kreasi ditampilkan dari tiap RW. Mulai drumband,tarian tradisional,pakaian unik dari bahan daur ulang sampai jampana.

Yang tak kalah menarik adalah sekelompok bapak-bapak yang tampil dengan pakaian lengkap adat Sunda dengan mengendarai sepeda.
Sepeda yang mereka kendarai ternyata bukan sepeda sembarangan.

Bapak-bapak yang merupakan peserta Karnaval dari RW 13 Kelurahan Panglayungan ini mengendarai sepeda tua.

Istimewanya sepeda-sepeda yang ikut memeriahkan Karnaval pada Ahad,8 Oktober 2023 tersebut ada yang dibuat pada tahun 1930 sampai tahun 1990.

Baca Juga: Jelang Milangkala Ke-22 Kota Tasikmalaya, Kelurahan Panglayungan Adakan Do'a Bersama

Hal ini disampaikan oleh Nanan Kusnandar yang merupakan salah satu warga pecinta sepeda tua.

"Wujud dari ikut berpartisipasi dalam Karnaval ini kami menampilkan sepeda tua. Yang dimaksud sepeda tua karena sudah tidak diproduksi lagi,"kata Nanan kepada priangantimurnews.pikiranrakyat.com usai acara Karnaval digelar.

Sepeda-sepeda yang ditampilkan pada Karnaval tersebut menurut Nanan adalah sepeda onthel merk Dames, Heren, merk Poenix dan Simking yang merupakan produksi China,sepeda kumbang merk BSS dan Philips buatan Inggris serta Simplex buatan Belanda.

"Selain merk-merk tersebut ditampilkan juga sepeda federal yang merupakan produksi Indonesia," lanjut Nanan.

Baca Juga: Hidangan Tumpeng Warnai Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Masjid Rahmatullah BRP Kota Tasikmalaya

Masih kata Nanan, sepeda-sepeda tua tersebut mempunyai kisaran harga mulai Rp3,5 juta sampai puluhan juta.

"Harga sepeda antik ini bisa lebih mahal jika tingkat originalnya tinggi,"ungkapnya.
Nanan mengaku bahwa dirinya kini memiliki 4 sepeda tua dari beberapa merk.

" Di rumah ada sepeda merk Fahrrader buatan Jerman produksi tahun 1930,merk Simplex jenis yg heren ini produksi tahun 1940. Ada juga MTB federal tahun 1990, MTB tahun 1995 dan merk Schwinn buatan Amerika,"tambah Nanan.

Dalam menyalurkan kecintaannya terhadap sepeda tua,Nanan kini bergabung dalam komunitas Gowes Abour, Wredatama Bicycle Comunity (WBC), NOAH dan Onthelis Kota Tasikmalaya (Onta).

Baca Juga: Komunitas Onthel dan Jampana RW 13 BRP Panglayungan Siap Meriahkan Milangkala ke 22 Kota Tasikmalaya

Sementara untuk biaya perawatan kata Nanan relatif murah. Karena  di komunitas sesama pecinta sepeda tua saling bantu dalam merawat sepeda.

" Para goweser rata-rata merawat sendiri dan sesama rekan komunitas akan saling tolong jika ada trouble dalam sepeda,"kata Nanan.

Banyak kesan yang Nanan dapat sebagai goweser. Selain badan menjadi segar,bugar dan daya tahan fisik jadi kuat dan tak mudah sakit.

"Kesan lainnya,kita jadi banyak saudara. Dan hal ini sesuai motto yakni satu sepeda sejuta saudara,"pungkas Nanan.***

 

 

 

Editor: Muh Romli

Tags

Terkini

Terpopuler