Houthi Bersumpah Karamkan Kapal Tujuan Israel, AS Umumkan Koalisi Patroli Laut Merah

20 Desember 2023, 07:02 WIB
Ilustrasi Kapal Minyak - Houthi bersumpah akan terus menyerang kapal-kapal Israel atau bertujuan Israel. AS bentuk koalisi patroli di Laut Merah seiring meningkatnya ketegangan.  /Anadolu/

PRIANGANTIMURNEWS - Pasukan Houthi dari Yaman bersumpah akan terus karamkan Kapal Komersial Amerika Serikat (AS) bertujuan Israel atau Kapa-Kapal Israel.

Setelah negara pembantu utama Israel itu, mengumumkan koalisi patroli di Laut Merah dengan 10 negara aliansi untuk melawan Houthi.

Menteri Pertahanan Lloyd Austin mengatakan pada hari bahwa Bahrain, Kanada, Perancis, Italia, Seychelles dan Inggris.

Baca Juga: Israel Paksa Tahanan Gaza Pakai Rompi Peledak, Parlemen Prancis Menuntut Sanksi

Termasuk di antara negara-negara yang bergabung dalam koalisi patroli multinasional di Laut Merah.

Koalisi tersebut diumumkan pada Selasa, 19 Desember 2023. Setelah satu hari insiden penembakan dua Kapal dengan tujuan Israel oleh rudal.

Serangan tersebut diketahui adalah balasan terhadap AS setelah penembakan lusinan drone milik Houthi pada Sabtu, 16 Desember 2023 lalu.

Akibat ketegangan tersebut, Operasi Perdagangan Maritim Inggris (UKMTO) dalam akun X-nya, menyarankan kapal-kapal untuk berhati-hati dalam melakukan transit.

Baca Juga: Israel Paranoid: Bangun Tembok Anti-Terowongan Hamas di Perbatasan Mesir sampai Gaza

JALUR PERDAGANGAN DAN PROPAGANDA AS

Laut Merah adalah jalur perdagangan laut yang sangat sibuk, dengan adanya ketegangan tersebut dilaporkan perdagangan global menjadi terhambat.

Akibatnya pada Senin, 18 Desember 2023 Perusahaan-perusahaan minyak dan pelayaran terkemuka dunia mulai menangguhkan distribusi melalui Laut Merah dan mengubah rute kapal mereka.

Berubahnya jalur pengiriman melalui Laut Merah yang sangat alternatif, meningkatkan kekhawatiran global atas ketidakstabilan pasokan global.

Baca Juga: Dunia Mengecam: Tentara Israel Bernyanyi dan Membaca Doa Yahudi di Masjid Jenin

Khususnya rantai ekonomi antara Timur dan Barat, yang akan berpotensi pada perpanjang waktu pengiriman yang menyebabkan meningkatkan biaya pengangkutan.

Kondisi tersebut dapat menyebabkan inflasi di beberapa negara secara bergiliran.

Data Organisasi Perdagangan Dunia menunjukkan bahwa Selat Bab al-Mandeb yang terletak di antara Jazirah Arab dan Afrika, penghubung antara Laut Merah dengan Teluk Aden dan Samudera Hindia.

Telah mempersingkat perjalanan distribusi perdagangan laut rata-rata 14 hari dibandingkan rute alternatif lainnya.

Baca Juga: Veto Gencatan Senjata Palestina-Israel: AS Ramai-Ramai Dikecam Dunia

Pembatalan penyeberangan melalui selat tersebut, berarti kapal tanker dan kapal kargo asal Asia atau kawasan Teluk Persia batal mencapai Terusan Suez (Mesir)

Sementara Terusan Suez mengalirkan 12 persen perdagangan global, itu akan berdampak pada perdagangan ketiga benua khususnya Eropa.

Mengalihkan rute mereka ke ujung selatan Afrika melalui Tanjung adalah satu-satunya solusi, tetapi meningkatkan standar harga.

Menurut Badan Energi Internasional, sekitar 10 persen minyak yang diangkut setiap hari itu melalui Selat Bab al-Mandeb.

Baca Juga: Peringatan Keras Turki Atas Israel! Konsekuensi Serius Bilamana Cari Anggota Hamas di Luar Palestina

Menurut perkiraan, rata-rata 22.000 kendaraan laut melewati Selat Bab al-Mandeb setiap tahunnya. Artinya, sekitar 60 kendaraan laut melewati selat tersebut setiap harinya.

Kegagalan kapal dalam menggunakan selat tersebut dapat menyebabkan fluktuasi dan tekanan pada pasokan energi.

Eropa adalah benua kecil yang akan terdampak terlebih dahulu, menyebabkan intensitas dan pengaruh di Laut Merah tengah di intervensi.

SUMPAH HOUTHI PADA PALESTINA

Baca Juga: Seorang Dokter di RS Al Shifa Memberikan Kesaksian Terkait Pasukan Israel Masuk ke Dalam RS

Disaat bersamaan Pasukan Houthi menegaskan, jika mereka hanya menargetkan kapal-kapal Israel atau yang memiliki hubungan dengan Israel.

Houthi juga mengkonfirmasi bahwa Angkatan Bersenjata Yaman, sama sekali tidak terlibat dalam perkara penyerangan kapal-kapal Israel atau tujuan Israel.

Tapi Komandan Wilayah Kelima Angkatan Bersenjata Yaman, Yusuf Al Madani menegaskan bahwa ketegangan di Laut Merah adalah imbas dari peningkatan serangan di Jalur Gaza Palestina oleh Israel.

Baca Juga: Mengutuk Tindakan Zionis Israel, Ribuan Ummat Berbagai Etnis Melakukan Aksi Bela Palestian

"Dengan bantuan Tuhan, kami akan memerangi negara atau kelompok mana pun yang memisahkan kami dengan Palestina," ungkap Al Madani.

Dalam statement terbaru Houthi pada Rabu, 20 Desember 2023. Menyatakan 10 negara yang tergabung dalam Koalisi Patroli di Laut Merah bentukan AS bertujuan untuk mendorong kejahatan brutal Israel.

“Koalisi internasional yang diumumkan AS dengan dalih melindungi navigasi maritim di Laut Merah adalah aliansi untuk melindungi entitas Israel dan melindungi kapal-kapal Israel," tegas Houthi.

Baca Juga: Terkait Boikot Produk Israel, Coca-Cola Dibuat Oleh Pekerja Indonesia Menggunakan Bahan Lokal

"Ini adalah bagian integral dari agresi terhadap rakyat Palestina, Gaza, dan negara-negara Arab dan Islam,” sambungnya.

“Hal ini bertujuan untuk mendorong entitas Zionis untuk melanjutkan kejahatan brutalnya terhadap rakyat Palestina di Gaza," tambahnya.

“Koalisi ini bertentangan dengan hukum internasional dan tidak melindungi navigasi maritim," timpalnya.

"Melainkan mengancam dan berupaya memiliterisasi Laut Merah demi kepentingan entitas Israel,” kritiknya.

Baca Juga: Rektor UIN Ar-Raniry Desak Boikot Semua Produk Israel dan Negara yang Mendukungnya

“Angkatan bersenjata Yaman tidak mewakili ancaman apapun terhadap negara mana pun, kami hanya menargetkan kapal-kapal Israel atau kapal-kapal yang menuju pelabuhan Israel," ungkapnya.

"Kami menegaskan posisi teguh kami dalam mendukung rakyat Palestina sampai agresi Israel berakhir dan pengepungan di Jalur Gaza dicabut,” tegasnya.***

Editor: Sri Hastuti

Sumber: Al Jazeera

Tags

Terkini

Terpopuler