Pemukim Yahudi Fanatik Terus Blokir Bantuan: Semua Warga Gaza adalah Teroris!

- 6 Februari 2024, 08:05 WIB
Pemukim Yahudi fanatik, yang berkumpul di pintu keluar Pelabuhan Ashdod akan memblokir truk yang membawa bantuan untuk Gaza pada Minggu, 04 Februari 2024.
Pemukim Yahudi fanatik, yang berkumpul di pintu keluar Pelabuhan Ashdod akan memblokir truk yang membawa bantuan untuk Gaza pada Minggu, 04 Februari 2024. /

PRIANGANTIMURNEWS - Pemukim Yahudi Fanatik hingga saat ini masih terus memblokir bantuan kemanusiaan yang akan dikirimkan ke Jalur Gaza, Palestina.

Aksi blokir pada Senin, 05 Februari 2024 telah mengerahkan para pemukim ilegal tersebut untuk berkumpul di pintu keluar Pelabuhan Ashdod. Sekitar 38 kilometer dari utara Jalur Gaza.

Kelompok itu berkumpul di hadapan polisi Israel yang berjaga, membawa bendera Israel dan menghalangi jalan masuk untuk truk yang datang dari pelabuhan.

Baca Juga: Anadolu Bantah Klaim Israel Tentang Terowongan Hamas di Bawah Rumah Sakit, oleh Bukti Foto

Truk tersebut membawa bantuan kemanusiaan untuk warga Gaza yang tengah mengalami krisis pangan.

Pemblokiran tersebut hampir terjadi setiap hari, dengan melakukan penghentian truk, pemeriksaan dokumen dan pengecekan kargo untuk menentukan isi dan tujuannya.

Protes yang dilakukan oleh Yahudi Ekstrimis tersebut adalah bentuk kebencian mereka terhadap Islam dan warga Gaza.

Baca Juga: Jelang Isra Miraj 2024: Masjid Al-Aqsa Hampir Kosong akibat Pembatasan Israel

Sharon, yang merupakan salah satu pemukim Yahudi Fanatik asal Kota Yerusalem. Membawa keluarganya untuk ikut protes, dan mereka bahkan menghentikan truk yang memasok oksigen.

Mereka dengan lantang menyebut bahwa semua 'warga gaza adalah teroris', ditengah bencana kemanusiaan yang dialami Gaza dan Genosida yang dilakukan Israel.

“Semua warga Gaza, dari pihak kami, adalah teroris,” ujar salah satu pemukim yang melakukan protes.

Baca Juga: AS VS Texas: Civil War di Negeri Paman Sam, Rusia Campur Tangan Tawarkan Kemerdekaan

Meskipun ada peringatan dari kelompok hak asasi manusia dan lembaga bantuan bahwa bencana kemanusiaan sedang terjadi di Gaza.

Sharon menuduh bahwa bantuan tersebut, yang memuat makanan, oksigen dan bahan bakar semua akan disalurkan ke Hamas.

“Mengapa kami harus mengirimkan makanan dan bahan bakar ke Gaza? Ini tidak normal. Tidak normal jika di negeri kami, orang-orang menembak kami,” tambahnya.

Sharon mengklaim bahwa setelah serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023 lalu, orang-orang di Gaza telah turun ke jalan dan menari.

Baca Juga: Bank Kulit Manusia: Kegilaan Israel Curi Jasad Palestina Beserta Organnya
 
Yahudi Ekstrimis itu juga menuduh bahwa Islam tidak pernah menyukai mereka, dan hanya menimbulkan permusuhan dengan mereka.

"Mereka tidak sedih atas apa yang terjadi. Islam tidak menyukai kita. Oke. Jadi sekarang saatnya untuk membayar," balasnya.

Sharon juga menyampaikan pendapatnya untuk mendirikan pemukiman ilegal Yahudi di Jalur Gaza, dengan merampas tanah Palestina sebagai dalih tanah mereka yang dijanjikan.

"Kami akan sangat senang jika akan ada pemukiman di Gaza. Gaza adalah kota Yahudi 2.000 tahun yang lalu, dan 500 tahun yang lalu."

Baca Juga: Pertemuan Darurat di Liga Arab: Bahas Posisi Arab Pasca Keputusan Sidang ICJ

Pemukim Yahudi ekstrimis telah mengorganisir protes untuk menghalangi bantuan kemanusiaan yang dikirim ke Jalur Gaza selama beberapa minggu terakhir

Padahal warga Palestina tengah menghadapi kelaparan, kekurangan air bersih, dan tempat berlindung saat UNRWA PBB dibekukan oleh sekutu Israel.

Menurut survei televisi Channel 12 Israel, 72 persen warga Israel menentang pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza.

Ini menyiratkan kondisi kebencian yang nyata pemukim ilegal Yahudi terhadap warga Palestina terutama Gaza, meskipun mereka tengah mengalami Genosida.***

Key:  Pemukim Ilegal, Yahudi Fanatik, Ekstrimis, Gaza, Hamas, Palestina, Pelabuhan Ashdod, Memblokir, kebencian.

 

Editor: Rahmawati Huda

Sumber: Anadolu


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah