Aura Mistis Penjara Banceuy, Tempat Soekarno Ditahan

25 Mei 2022, 10:45 WIB
Buku yang menjelaskan aura mistis penjara Banceuy /Dinas Budaya Pariwisata/

PRIANGANTIMURNEWS- Sosok proklamator Indonesia, Soekarno, selalu menampilkan rekam jejak kehidupan yang penuh dengan pahit getirnya hidup.

Keberanian, ketegaran, dan keteguhannya demi tercapainya negara Indonesia merdeka dan mandiri dari bangsa penjajah tetap menancap dalam sanubarinya.

Keinginannya untuk merdeka adalah suatu hal yang mutlak. Sebagai seorang pemimpin dan pejuang kemerdekaan, Soekarno telah menikmati hidup yang penuh lika-liku. Kehidupan serba kekurangan hingga penjara telah dirasakan olehnya.

Baca Juga: Mudik Lancar, Jokowi Beri Apresiasi Pada Petugas dan Masyarakat

Akan tetapi, semua jejak itu tak menyurutkan hasrat dan keinginannya untuk Indonesia yang lebih baik. Semuanya menjadi tempaan mental bagi dirinya dalam memimpin republik ini di masa depannya.

Perjuangan dan pengorbanan Soekarno dalam memperjuangkan tercapainya kemerdekaan Indonesia tak diragukan lagi. Dalam sebuah bingkai yang terpanjang tapi di bekas penjara Bung Karno yang berada di pusat Kota jalan Banceuy, Bandung.

Terpampang kalimat yang diungkapkan Bung Karno," koekorbankan dirikoe di penjara ini demi Bangsa dan Negarakoe Indonesia,".

Baca Juga: Series Virgin Mom Tayang Hingga Berapa Episode? Cek Jadwal Tayangnya Disini

Ada juga bendera merah putih berukuran besar yang menutupi salah satu sudut ruang. Di sudut lain atau yang berhadapan dengan pintu, terdapat dua gambar Soekarno melekat di dinding.

Di atas dua foto itu, ada ukiran Garuda dan teks Pancasila. Bekas penjara Bung Karno yang berwarna hijau ini masih dibuat seperti dulu, ketika bung Karno di tahan pemerintah Belanda.

Hanya tembok yang sebelumnya sudah mulai mengelupas kini di poles agar nampak lebih indah. Bangunan kecil berukuran 2x5 meter ini kelihatan bersih.

Baca Juga: Mudahkan Penindakan Pelanggar, Ditlantas Polda Jateng Mulai Berlakukan Tilang ETLE Mobile Berbasis Go-Sigap

Pintu kokoh berwarna hitam yang diberi ruang masih kekar berdiri. Bahannya terbuat dari baja, lengkap dengan kunci-kuncinya.

Diluar ruangan, ada sebuah tugu batu yang merupakan bekas kamar mandi bung Karno.

Ada juga bunga sedap malam di ruang itu, fungsinya sekedar untuk mengharumkan ruangan agar tak berbau lembab.

Baca Juga: Air Pasang Rob di Kawasan Pelabuhan Tanjung Emas Semarang Capai 1,5 Meter

Bekas penjara Banceuy hanyalah saksi bisu perjuangan rakyat Indonesia. Saat itu, penjara Banceuy sempat terkenal dan menjadi salah satu saksi sejarah, dimana sang proklamator pernah mendekap pada tahun 1929-1930 sebagai tahanan politik dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

Bung Karno yang menjabat sebagai Ketua Partai Nasional Indonesia (PNI) dianggap membahayakan pemerintah Belanda.

Maka, ia bersama tiga orang rekannya dikenai jerat hukum yang terkenal dengan nama pasal-pasal karet atau haatzai artikelen.

Baca Juga: UPDATE KASUS SUBANG: Masalah Banpol Jangan Salah Tangkap? Diduga Kunci Kasus ini!!

PNI dianggap sebagai gerakan yang dapat merongrong kekuasaan Belanda di tanah Hindia Belanda. Bung Karno akhirnya dipindahkan dari ke Lapas Sukamiskin. Disana, ia ditahan di ruang TA 01, lantai 2.

Di kamar TA 01, Soekarno ditahan atas tuduhan yang sengaja dicari-cari dan kelak dibenarkan oleh Landraad Belanda di Bandung pada 22 Desember 1930.

Di penjara Sukamiskin itu, ia harus berkumpul dengan orang-orang Belanda yang terlibat kasus korupsi.

Baca Juga: Kabupaten Pangandaran Menjadi Titik Awal Dilaksanakannya Kegiatan Sosialisasi Promkes oleh Provinsi Jabar

Kondisi Soekarno yang sangat memprihatikan. Akan tetapi, ia tidak pernah sedikit pun lupa untuk terus berikhtiar dan memperjuangkan gerakan dan pemikirannya untuk Indonesia merdeka.

Di kamar penjara Sukamiskin inilah, Soekarno menulis pledoi yang sangat terkenal yaitu Indonesia Menggugat.

Bung Karno secara tajam membahas kejahatan imperialisme dan kolonialisme di dunia, khususnya di Hindia Belanda.

Baca Juga: Semusim di Liga 2, Schalke 04 Berhasil Kembali ke Bundesliga, Ini Rahasianya...

Rakyat Indonesia diperlakukan secara kejam dengan wajib tanam paksa dan jikapun diberikan upah sangatlah kecil yakni segobang (2,5 sen) sehari.

Padahal, pendapatan Hindia Belanda dari perusahaan swasta sangat besar.

Berada di dalam penjara membuat Soekarno seolah kehilangan informasi di luar, hanya Inggit Garnasih yang selalu setia mendorong Soekarno agar terus berjuang dan bertahan.

Baca Juga: Kemenag: Makanan dan Minuman Halal Indonesia Ditargetkan Menjadi Nomor Satu Dunia di 2023

Soekarno mengetahui informasi dari luar penjara dengan kode telur yang diberikan Inggit Ganarsih ketika mengunjunginya.

Telur asin yang dibawakan Inggit diberi tusukan jarum sebagai tanda kabar baik, buruk dan lainnya.***

Editor: Galih R

Sumber: Buku Situs Sel Penjara Banceuy

Tags

Terkini

Terpopuler