Kasus Ratusan Anak di Bantul Terkena TBC, Dosen UM Surabaya Imbau Jangan Sering Cium Anak

- 23 Desember 2022, 14:50 WIB
Ilustrasi anak terjangkit TBC.
Ilustrasi anak terjangkit TBC. /Pixabay/

PRIANGANTIMURNEWS- Akhir tahun 2022, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bantul melaporkan adanya 1.216 kasus Tuberkulosis (TBC) di wilayahnya, terutama yang menjangkit anak.

Dari jumlah laporan tersebut menurut Kepala Dinkes Bantul Agus Budi Raharja, sekitar 50 persen di antaranya terjadi pada anak-anak.

Ia menjelaskan ada beberapa faktor yang menyebabkan anak-anak terjangkit TBC, salah satunya adalah karena sering digendong dan dicium banyak orang. 

Baca Juga: Persib vs Persikabo, Daisuke Sato Dukung Timnas Indonesia, Laga Persib Bisa Dihadiri Bobotoh!

"Jadi anak memang ada risiko penularan, contoh anak umur 2 tahun kan sering digendong atau diciumin orang-orang. Hal itu risiko kontak makin tinggi," ucap Agus dikutip dari Instagram @infia_fact.

Kemudian agus mengatakan rawannya anak terkena TBC juga disebabkan kurang gizi akibat konsisi anak yang mengalami stunting. 

"Apalagi kerawanan akibat kurang gizi karena kondisinya, angka stunting juga masih ada terus. Jadi, ada potensi-potensi di dalam anak itu sendiri, sehingga daya tahan tubuh anak kurang," sambungnya.

Baca Juga: Tanpa Elkan Baggot dan Sandy Walsh, Ini Komposisi Terbaik Lini Bertahan Indonesia di Piala AFF 2022

Meski demikian kasus TBC anak tidak menular. Lebih lanjut, ia menjelaskan ada beberapa gejala TBC yang bisa diperhatikan seperti batuk lebih dari dua pekan, demam, dan mengalami penurunan berat badan.

"TBC anak tidak menularkan, tapi anak berpotensi tertular TBC tinggi," kata Agus.

Dengan adanya kasus ini, Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah (FIK UM) Surabaya Idham Choliq mengatakan menginformasikan beberapa langkah untuk antisipasi agar anak tidak tertular TBC.

Baca Juga: Mengenal Istilah Pembatasan Sosial Selama Musim Covid-19, PPKM Sudah Selesai?

Ia memaparkan agar orang tua tidak memberi akses kepada sembarang orang untuk tidur, menggendong, dan mencium anaknya sendiri.

Upaya tersebut dapat mencegah penularan TBC secara langsung pada anak.

Kemudian Idham menjelaskan, tuberkulosis merupakan penyakit menular langsung yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penularan TBC terjadi saat pasien positif TBC batuk atau bersin.

Baca Juga: Persib Kedatangan 2 Amunisi Baru Jelang Laga Persib vs Persikabo, Kondisi Terkini Reky Rahayu!

"Pasien menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk percikan dahak, umumnya penularan terjadi dalam ruangan keadaan gelap dan lembab dan percikan dahak berada dalam waktu yang lama," ujar Idham, dikutip dari laman UM Surabaya.

Lebih lanjut Idham mengatakan risiko penularan TBC bisa berkurang saat seseorang berada dalam ruangan dengan ventilasi baik dan memadai.

Di samping itu, paparan sinar matahari juga membantu membunuh kuman TBC.

Baca Juga: Kronologi Bapak Potong Kelamin Anaknya

"Oleh karena itu, sangat berbahaya bila pasien TBC tanpa sadar mencium anak karena dapat terjadi penularan secara langsung. Sehingga mengakibatkan anak tersebut positif TBC," jelas Idham.

Berikut adalah antisipasi lain untuk mencegah penularan TBC sebagaimana yang dipaparkan Dosen UM Surabaya, Idham Choliq:

1. Tutup mulut atau hidung saat batuk atau bersin dengan menggunakan tisu, lalu segera buang tisu ke tempat sampah.

2. Tidak sembarangan meludah karena ludah dapat menjadi media penularan kuman.

Baca Juga: CATAT!! PT LIB Rilis Jadwal Persib vs Persija Liga 1 2022

3. Selalu menjaga kebersihan rumah ventilasi udara yang baik dengan sering membuka pintu dan jendela agar udara segar dan matahari bisa keluar masuk dengan baik.

4. Jangan biarkan anak tidur satu kamar dengan orang lain, dicium, dan digendong sembarangan.***

Sumber: Instagram @infia_fact

Editor: Galih R


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah