Network
PRIANGANTIMURNEWS - Dalam serangkaian peristiwa alam, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) dengan tajam merekam geliat letusan yang memancarkan abu vulkanik setinggi 450 meter, menjulang anggun dari puncak megah Gunung Anak Krakatau di perairan Selat Sunda, Provinsi Lampung.
Yang berjaga di Pos Pantau Gunung Anak Krakatau, yang terletak di Hargopancuran, Kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan, seorang bernama, Andi Suardi, mengisahkan bahwa peristiwa dahsyat terjadi pada hari Minggu, 26 November 2023, ketika jam menunjukkan pukul 12:28 WIB.
Dalam kejadian yang terpatri dalam ingatannya, Gunung Anak Krakatau mengeluarkan semburan energi pada hari yang penuh makna, dan tengah meniti langit.
Baca Juga: 18 Unit Mobil Damkar Lenyapkan Si jago Merah di Duren Sawit, Diduga Akibat Arus Pendek Listrik
Saat itu Andi dengan kepala tegak menuturkan, bahwa kolom letusan menjulang tegak, menampilkan dirinya sekitar 450 meter di atas puncak yang menjulang tingginya 607 meter di atas permukaan laut.
Penceritaan warna alam, abu yang meloncatkan diri terhampar dalam keindahan putih hingga kelabu, membentuk pemandangan yang mendalam.
Intensitasnya menggugah, dari yang sekedar sedang hingga menyusup tebal, mengarah ke tanah timur laut dengan anggunnya.
Baca Juga: Apresiasi Kemenag Terhadap Langkah Pemkot Bitung Dalam Tangani Konflik
Kemudian Andi melanjutkan dengan penuh penghayatan, bahwa tercatat pada seismograf, erupsi mengukir dirinya dengan amplitudo maksimum mencapai 50 mm dan durasi mencapai waktu selama 32 detik.
Sebagai penjaga raganya, Andi menyampaikan bahwa pemukiman yang mendekati Gunung Anak Krakatau terletak di Pulau Sebesi, yang dicapai dengan jarak sekitar 16,5 kilometer.
Selanjutnya Andi mengajak masyarakat dan para nelayan untuk menahan langkah di wilayah yang bersinggungan dengan Gunung Anak Krakatau, dalam radius lima kilometer dari keagungan alam yang meletus.
Baca Juga: Bikin Haru! Komentar Tak Biasa Levy Madinda Usai Dicoret Persib Bandung
Diketahui kini, Gunung Anak Krakatau menduduki level III siaga, memberikan rekomendasi bijak kepada masyarakat, nelayan, dan para pendaki gunung untuk menarik diri dari dekat gunung, menjaga jarak sejauh lima kilometer.***
