Menurut Sejarah Kecamatan Singaparna Tasikmalaya, Berasal dari Kata Singa dan Parana

- 16 Maret 2021, 14:37 WIB
Screen shot Youtobe.
Screen shot Youtobe. /Raja Drone.ID/Anbiyani/

Sebagai pusat peradaban di Kabupaten Tasikmalaya, Kecamatan Singaparna tidak memiliki lampu lalu lintas yang dijadikan aturan untuk berlalu lintas.

Awalnya lampu lalu lintas terdapat di perempatan antara jalan Mukhtamar Cipasung, Jl. Cisinga, Jl. Raya Singaparna Timur, dan Jl. Arah menuju Kota Tasikmalaya. Namun, lampu lintas tersebut tidak digunakan dengan karena volume kendaraan arah Singaparna dan Kota Tasikmalaya tinggi sedangkan Jl. Mukhtamar dan Jl. Cisinga sepi.

Meskipun, tidak memiliki lampu lalu lintas, Singaparna tidak pernah mengalami kemacetan yang ketat, kecuali saat menjelang libur panjang, atau hari-hari penting.

Baca Juga: Kemarahan Fans BTS, ‘Army' pada Grammy 2021 Jadi Trending Topik di Twitter

Keempat, Singaparna menjadi sentra jajanan makanan setiap hari.

Tak hanya kaya akan keintelekualan di Perguruan Tinggi, Singaparna juga menjadi sentra jajanan makanan yang siap diserbu oleh para masayarakat setiap harinya, baik itu pagi hari, siang hari, bahkan malam hari.

Di sepanjang Jl. Raya Singaparna terdapat kedai-kedai makanan seperti bakso, mie ayam, kwetiau, bubur ayam, ayam goreng/ fried Chiken, gorengan, roti, kebab, ayam geprek dan masih banyak lagi, serta minuman-minuman untuk pelengkap makanan seperti es nutrisari, es kelapa muda, jus, teh manis, dan lain-lain.***

Halaman:

Editor: Agus Kusnadi

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah