Pada usia 20 tahun, Koeswari bergabung dengan Partai Sosialis di Malang. Waktu itu kelompok Sjahrir masih bergabung dengan Amir Sjarifoeddin.
Koeswari meninggalkan pekerjaannya sebagai buruh dan berkonsentrasi penuh di partai.
Ia memilih kelompok Sjahrir ketika partai pecah pada 194i. Tanpa mengusung bendera partai, Koeswari aktif memperjuangkan nasib buruh perkebunan.
Baca Juga: Setibanya Jenazah Eril di Tanah Air Polri Akan Mengawal Hingga Proses Pemakaman, Simak Penjelasannya
Menurut dia, Sjahrir pernah beberapa kali singgah di Malang. Tapi Koeswari belum pernah bertemu langsung dengan sang tokoh. Ia baru bertemu ketika ditarik ke Jakarta pada Juli 1953.
Untuk menangani buruh di perusahaan jawatan kereta api. Begitu bertemu, keduanya berdiskusi tentang gerakan sosial di markas Partai Sosialis Indonesia, jalan Medan merdeka Barat,"orangnya sangat ramah," Koeswari mengenang.
Koeswari juga sering berdiskusi di kediaman Sjahrir. Misalnya pada 1955 setelah Pemilu, Sjahrir dan anggota inti PSI berdiskusi mengenai gerakan buruh.
Menurut Koeswari, Sjahrir selalu mengingatkan supaya tetap semangat dalam memperjuangkan nasib buruh. Semangat itu tetap dipegangnya hingga kini, di ujung usianya.***