Rekaman Mantan Tawanan Gaza: Kami Takut Bukan oleh Hamas, Tapi Israel akan Membunuh Kita

8 Desember 2023, 06:00 WIB
Helikopter Israel yang terekam tengah meluncurkan roket ke Gaza, yang juga menewaskan tawanan Hamas (warga Israel) dan komentar dari seorang tokoh publik. /Anadolu/

PRIANGANTIMURNEWS - Rekaman audio mantan tawanan Hamas di Jalur Gaza, Palestina yang bocor kembali menyita perhatian Dunia saat ini.

Lantaran dalam rekaman audio percakapan tersebut, terdengar pernyataan salah satu tawanan Hamas yang telah dibebaskan selama periode Gencatan Senjata.

Dirinya secara mengejutkan menyampaikan bahwa para tawanan, justru takut bukan oleh Hamas yang menyandera mereka. Tetapi justru oleh Helikopter Israel.

Baca Juga: Israel Diapers Force: Tentara Berpopok Bayi Tumbang oleh Diare akibat Keracunan Makanan

Rekaman audio itu bocor dan diterbitkan oleh situ berita Israel, Ynet. Merekam percakapan pada hari Selasa, 5 Desember 2023.

Rekaman menunjukkan pembicaraan antara mantan tawanan Hamas, kerabatnya yang baru dibebaskan dan Kabinet Perang Israel.

Mengungkapkan, betapa mengerikannya kondisi di Jalur Gaza. Serta cerita tragis dari tawanan Hamas (warga Israel) yang mati terbunuh oleh Helikopter Israel sendiri.

"Perasaan yang kami rasakan adalah tidak ada seorang pun yang melakukan apa pun untuk kami," ungkap tawanan wanita itu.

Baca Juga: Peringatan Keras Turki Atas Israel! Konsekuensi Serius Bilamana Cari Anggota Hamas di Luar Palestina

"Faktanya adalah saya berada di tempat persembunyian yang dikupas, dan kami harus diselundupkan keluar. dan kami terluka," tambahnya.

"Itu belum termasuk helikopter yang menembaki kami dalam perjalanan ke Gaza," ungkapnya.

Dirinya memberikan fakta bahwa mereka malah justru ditembaki oleh tentara mereka sendiri (IDF).

Tidak ada yang peduli tentang mereka, disaat mereka mengklaim ada intelijen Israel menyusup. Fakta yang mereka sampaikan justru Israel tak tau apa-apa.

Baca Juga: Penyakit Menular Menyebar di Gaza, saat Rumah Sakit Dibanjiri Mayat Korban Genosida Israel

"Fakta bahwa kami ditembaki, fakta bahwa tidak ada seorang pun yang tahu apa pun tentang di mana kami berada," tegasnya.

"Anda mengklaim bahwa ada informasi intelijen. Tetapi faktanya adalah kami ditembaki," sambungnya.

"Suami saya dipisahkan dari kami tiga hari sebelum kami kembali ke Israel dan dibawa ke terowongan Hamas," tambahnya.

Dalam rincian pertemuan tersebut, para tawanan yang dibebaskan Hamas dan kerabatnya bertemu dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.

Baca Juga: 6 Kementerian Tutup: Kehancuran Roda Ekonomi Israel akibat Perang Gaza

Mereka mengungkapkan ketidakpuasan mereka terhadap Perdana Menteri (PM) akibat serangan udara Israel di Gaza yang sangat mengancam tawanan Hamas.

Tahanan lain, yang dibebaskan sebagai adalah bagian dari kesepakatan pertukaran tawanan antara Israel dan Hamas.

"Saya mengalami penahanan dan saya memahami kesulitannya (nasib warga Palestina). Setiap hari di penawanan sangatlah mencekam," ungkap tawanan itu.

“Kami berada di terowongan, takut bukan Hamas, tapi oleh Israel yang akan membunuh dan kemudian mereka akan mengatakan Hamas yang membunuh Anda," ungkap faktanya.

Baca Juga: Wapres Ma'ruf Amin Tanggapi Soal Produk Terafiliasi Israel: Harus Ada Penjelasan dari Pihak Terkait

"Jadi, saya sangat mendesak agar pertukaran tahanan dimulai sesegera mungkin dan semua orang harus kembali ke rumah," tambahnya.

"Seharusnya tidak ada hierarki. Setiap orang sama pentingnya!" tegasnya.

Israel melanjutkan serangan militernya di Jalur Gaza pada 1 Desember setelah jeda kemanusiaan selama seminggu dengan kelompok Hamas berakhir.

KORBAN TERUS BERTAMBAH

Saat ini, jumlah korban tewas warga Palestina akibat serangan Israel telah meningkat menjadi 17.177 sejak 7 Oktober 2023.

Baca Juga: Jubir Brigade Al-Qassam Sebut 33 Kendaraan Zionis Israel Dihancurkan

Pernyataan tersebut diungkapkan oleh Kementerian Kesehatan di wilayah Gaza pada Kamis, 7 Desember 2023.

“Sekitar 70 persen korban adalah anak-anak dan perempuan,” kata juru bicara kementerian Ashraf al-Qudra pada konferensi pers.

Dia mengatakan 46.000 orang lainnya terluka dalam serangan gencar Israel di wilayah Palestina yang diblokade.

“Setidaknya 290 petugas medis tewas, 102 ambulans hancur dan 160 pusat layanan kesehatan menjadi sasaran serangan Israel," tambahnya.

Baca Juga: Angkatan Bersenjata Yaman Tembakan Rudal ke Titik Sensitif Israel

"Sementara 20 rumah sakit dan 46 pusat perawatan primer terpaksa tidak berfungsi,” sambungnya.

“Kami menghadapi kesulitan dalam menghitung jumlah korban tewas dan korban luka akibat serangan yang sedang berlangsung dan pemadaman komunikasi,” akhirinya.***

Editor: Sri Hastuti

Sumber: Anadolu

Tags

Terkini

Terpopuler