India Tolak bahas Sanksi Tambahan Rusia: G20 itu Forum Pertumbuhan Ekonomi

- 23 Februari 2023, 06:24 WIB
  Ilustrasi, bendera India yang berkibar sore hari
Ilustrasi, bendera India yang berkibar sore hari /Pixel/

PRIANGANTIMURNEWS - India tolak bahas sanksi tambahan untuk Rusia dan sebut G20 itu forum isu pertumbuhan ekonomi bukan sanksi.

Pernyataan tersebut diungkapkan oleh enam pejabat senior India, bahwa tidak sepatutnya G20 membahas sanksi tambahan untuk Rusia akibat invasinya.

"India tidak ingin berdiskusi apalagi mendukung sanksi tambahan terhadap Rusia selama G20," ungkap salah satu dari pejabat.

Baca Juga: Misterius! Bola Raksasa Mendarat di Jepang, Benarkah Kiriman Dari Amerika Serikat? Cek Faktanya

Perlu diketahui bahwa kelompok tujuh atau G7 yang merupakan forum para pemimpin keuangan negara-negara akan melakukan pertemuan pada 23 Februari.

Dalam pertemuan tersebut, akan dibahas pula perkara tindakan terhadap invasi Rusia, sebelum akhirnya melakukan pertemuan G20 di India.

Pejabat India tersebut menyampaikan dampak perang Rusia-Ukraina terkait pengaruh terhadap ekonomi makro tetap akan dibahas.

Baca Juga: Persib vs Arema FC Digelar Tanpa Penonton! Umuh Muchtar Ungkap Ada Oknum Yang Ingin Liga 1 Hancur

Namun dengan tegas, pihaknya menolak membahas sanksi tambahan untuk Rusia atas invasinya terhadap Ukraina.

Serta menyampaikan, bahwa sanksi tambahan yang akan diberlakukan terhadap Rusia hanya akan menambah situasi Dunia semakin memburuk.

Pejabat lain menyampaikan, sanksi tambahan Rusia bukan salah satu isu yang perlu dibahas di forum pertumbuhan ekonomi.

"G20 itu sebuah forum untuk membahas isu-isu pertumbuhan ekonomi," katanya.

Meski demikian pemerintah India beserta juru bicara, menteri luar negeri dan menteri keuangan belum memberi tanggapan terkait ketidaksediaan India dalam membahas sanksi Rusia.

Baca Juga: Mengejutkan! Persib Digembosi Lawan Arema FC! DPRD Kota Bandung Angkat Bicara, Sampai Ungkah Hal Ini
 
Namun S. Jaishankar, Menteri Luar Negeri India menyampaikan bahwa perang hanya akan mengakibatkan kenaikan harga dari makanan dan bahan bakar.

Jelas hal tersebut akan berdampak pada negara-negara miskin di Dunia, dan semakin sengsara.

Dalam laporannya, bahkan tetangga India yakni Sri Lanka, Pakistan dan Bangladesh beberapa bulan belakangan ini meminta pinjaman Dana Moneter Internasional (IMF).

Demi mengatasi permasalahan ekonomi akibat pandemi sebelumnya dan sekarang perang Rusia-Ukraina.

Baca Juga: Mengejutkan! Persib Digembosi Lawan Arema FC! DPRD Kota Bandung Angkat Bicara, Sampai Ungkah Hal Ini

Wacana sanksi tambahan G20 tersebut muncul ketika Wally Adeyemo, Wakil Menteri Keuangan Amerika Serikat menyampaikan pernyataan pada hari Selasa, 21 Februari 2023

Dalam penyampaiannya, Washington bersama dengan sekutu lainnya akan segera menambah sanksi baru serta membatasi ekspor berupa komoditas semikonduktor pada Rusia.

Mencakup barang yang memiliki fungsi ganda diantaranya seperti lemari es dan microwave.

Hal tersebut mengarah terhadap pembatasan bahan semikonduktor lain yang dibutuhkan seperti produksi peralatan militer.

Termasuk rencana sanksi yang bertujuan menahan pengiriman minyak yang melintasi laut, juga barang ekspor lain yang terbatas.

Baca Juga: Resesi Sex Sebabkan Pemerintah Jepang Memilih Jalur Perjodohan! 

Koalos lebih dari 30 negara akan memberi peringatan sanksi bagi perusahaan, lembaga keuangan, termasuk individu yang ketahuan masih berbisnis dengan Rusia.

Akibat hal tersebut, Narendra Modi Perdana Menteri India mengkritik Rusia secara tak langsung atas invasi yang dilakukannya.

Pihaknya melakukan dorongan pada segala bentuk dialog serta diplomasi demi mengakhiri perang berkelanjutan tersebut.

Perlu diketahui minyak Rusia adalah pemasok utama dan terbesar untuk perangkat keras pertahanan India

Akibat sanksi tersebut, Indian harus meningkatkan pembelian minyak dari Rusia dengan jumlah yang signifikan sebelum sanksi dijatuhkan.

Jaishankar menyampaikan bahwa hubungan India dan Rusia sampai saat ini sangat stabil, walau politik geopolitik global tengah memanas.***

 

 

 

Editor: Muh Romli

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x