"Alhamdulillah tidak terjadi klaster penularan Covid-19 di lingkungan sekolah. Karena meskipun KBM tatap muka dibuka, prosedur protokol kesehatan seperti menggunakan masker, face shield, hand sanitizer, alat pengukur suhu dan tempat cuci tangan pakai sabun sudah disediakan di tiap-tiap sekolah," kata Dani.
Dengan KBM tatap muka kata Dani, murid bisa menyerap pelajaran dengan baik, dan berinteraksi dengan guru dan teman-teman, bisa berolahraga dan menyerap mata pelajaran dengan baik seperti biasa walaupun jumlah murid perkelasnya masih dibatasi untuk menjaga jarak.
"Karena dengan keterbatasan jaringan internet di beberapa wilayah di Pangandaran juga bisa mempengaruhi sistem belajar dengan daring," ungkapnya.
Dani juga mengajak kepada kabupaten/kota di Jawa Barat khususnya yang belum membuka KBM tatap muka berharap bisa melakukan studi banding ke Pangandaran.
"Ya sambil berwisata ke Pangandaran. Kan lumayan bisa menambah tingkat kunjungan wisatanya," ujarnya.***