Israel Perluas Serangan Darat ke Gaza Selatan, Hamas: Mereka akan Menjebak dan Membantai!

- 4 Desember 2023, 12:05 WIB
Pemandangan kehancuran yang terjadi di Jalur Gaza, Palestina pasca gencatan senjata secara resmi dicabut pada Sabtu, 2 Desember 2023.
Pemandangan kehancuran yang terjadi di Jalur Gaza, Palestina pasca gencatan senjata secara resmi dicabut pada Sabtu, 2 Desember 2023. /Anadolu/

PRIANGANTIMURNEWS - Israel memperluas serangan darat ke wilayah Gaza Selatan yang dijanjikan aman beberapa waktu lalu.

Pernyataan tersebut disampaikan oleh Hagari, Juru Bicara tentara Israel (IDF) Minggu, 3 Desember 2023 waktu setempat.

“[IDF] terus memperluas operasi daratnya terhadap pusat-pusat Hamas di seluruh Jalur Gaza,” ungkap Hagari kepada wartawan di Tel Aviv.

Baca Juga: Kekhawatiran Jelang Akhir Gencatan Senjata di Gaza: Panglima Israel Setuju Lanjutkan Operasi Darat

Disamping itu, Kantor berita Wafa juga menyampaikan hal serupa. Bahwa Kendaraan lapis baja Israel telah memasuki Kota Khan Younis, Gaza Selatan saat Minggu malam.

Kendaraan lapis baja tersebut datang dari arah Timur. Serta mencoba mengepung Kota Khan Younis yang dijanjikan aman untuk pengungsi oleh Israel.

“Kendaraan pendudukan Israel ditempatkan di dekat persimpangan Al-Matahin, Khan Younis di tengah jangkauan udara yang intens dari pesawat tempur," tulis Wafa.

"(Termasuk) penembakan dari tank dan artileri, serta pesawat pengintai,” lapornya.

Baca Juga: Aksi Munajat Kubro 212: Padati Kawasan Monas, Transformasi Jalur, dan Solidaritas Palestina

Hamas menyampaikan kepada Dunia bahwa rencana Israel tersebut adalah upaya untuk menjebak dan membantai warga sipil Palestina.

Osama Hamdan, seorang petinggi Hamas yang tengah berada di Lebanon menuduh Israel melakukan strategi yang disengaja.

Mereka mencoba untuk memikat warga sipil Gaza untuk pindah ke Selatan. Kemudian IDF akan menjebak, mengepung, dan membunuh mereka semua disana.

“Sudah jelas bahwa klaim pendudukan mengenai keberadaan daerah aman di selatan Jalur Gaza, dan seruan terus-menerus agar warga pergi ke sana," papar Hamdan.

Baca Juga: Surat Cinta Tawanan Israel untuk Hamas: Saya akan Selamanya menjadi Tahanan Rasa Syukur

"Itu adalah rencana dan jebakan terencana untuk melakukan lebih banyak pembantaian terhadap warga sipil tak bersenjata dan pengungsi (Gaza Utara) di selatan,” tambahnya.

IDF memerintahkan warga Palestina untuk mengevaluasi beberapa daerah di dalam dan sekitar kota Khan Younis.

Dengan memasang peta yang menyoroti tempat perlindungan yang harus mereka datangi di sebelah barat Khan Younis dan ke bagian selatan menuju Gerbang Rafah, perbatasan dengan Mesir.

Namun banyak warga mengatakan daerah-daerah yang diperintahkan untuk mereka datangi justru juga diserang.

Baca Juga: Wapres Ma'ruf Amin Tanggapi Soal Produk Terafiliasi Israel: Harus Ada Penjelasan dari Pihak Terkait

KEKEJIAN FITNAH ISRAEL

Hamas telah menegaskan bahwa  perundingan pertukaran tawanan tidak akan dilanjutkan, sampai serangan Israel di Gaza berakhir.

Mereka menyoroti beberapa keributan yang tetap dilakukan Israel di Tepi Barat, Palestina. Dimana penyerangan dan penangkapan kembali oleh Israel dilakukan.

Tetapi Israel menyatakan pada Dunia bahwa mereka menarik kembali perunding Qatar pada hari Sabtu, 2 Desember 2023

Dengan mengatakan bahwa Hamas melanggar ketentuan perjanjian gencatan senjata yang telah ditandatangani.

Baca Juga: Kekalahan Telak Israel: 4 Hari Gencatan Senjata dengan Pejuang Palestina, Simak Pointnya!

Salah satu dari isi perjanjian tersebut memang berisi poin bahwa selama gencatan senjata, kedua belah pihak tidak boleh saling melakukan penyerangan.

Hamas pun membenarkan bahwa pada hari Jumat, 1 Desember 2023. Mereka dan pasukan perjuangan lain melakukan serangan terhadap IDF.

AKan tetapi, satu-satunya hal yang perlu dicermati adalah IDF tengah melakukan 'Playing Victim' dengan Hamas.

Mereka menuduh Hamas melanggar perjanjian, sementara mereka bebas melanggar perjanjian dengan berbuat keributan di Tepi Barat.

Termasuk menangkap hampir 200 orang warga Palestina untuk menjadi tawanan baru, dan mereka juga telah melanggar gencatan senjata. Dengan membunuh bocah Palestina berusia sembilan tahun.

Baca Juga: 15.000 Bayi Palestina akan Lahir di Gaza saat Genosida Israel: Rata-Rata Kembar!

Aksi penyerangan Hamas dan pejuang faksi lain adalah sebagai tindakan balas dendam atas perlakuan IDF terhadap bocah tersebut, dan telah di konfirmasi.

Dalam update terbaru, pasukan Hamas berhasil membunuh 60 pasukan IDF yang berkemah di Desa Johordik, Gaza Tengah.

Mereka dibunuh oleh tiga ranjau besar, membuat mereka panit dan dieksekusi hanya oleh satu prajurit Hamas.

Kondisi tersebut salah satu yang menyebabkan Israel marah dan akhirnya mengumumkan bahwa serangan darat ke Gaza Selatan diumumkan.

Inggris juga mengumumkan bahwa mereka akan melakukan penerbangan militer, dengan dalih melakukan pengawasan di udara Kota Gaza.

Hamas mengecam rencana penerbangan pengawasan Inggris tersebut, karena Pemerintah Inggris adalah mitra untuk pemerintah dan militer Israel.

Baca Juga: Indonesia Dapat Amanah Penting dari OKI, Guna Akhiri Konflik Israel-Palestina di Gaza

Inggris yang melakukan penerbangan pengawasan di Gaza untuk membantu menemukan tawanan Israel.

Dengan itu, Hamas menyampaikan dalam kantor berita Arab bahwa mereka telah berpartisipasi dalam perang Palestina-Israel.

Kementerian Pertahanan Inggris mengkonfirmasi itu, tepatnya pada hari Sabtu, 2 Desember 2023. Bahwa militer Inggris akan melakukan penerbangan pengawasan di Gaza

KORBAN TERUS BERJATUHAN

Direktur Jenderal Kantor Media Pemerintah di Gaza mengatakan bahwa lebih dari 700 warga Palestina telah terbunuh di Gaza selama 24 jam terakhir.

Setidaknya 15.500 warga Palestina telah dibantai di Gaza sejak 7 Oktober 2023. Sementara jumlah korban tewas resmi Israel mencapai sekitar 1.200 orang.***

 

Editor: Rahmawati Huda

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x