Fadli Zon Marah Nama Soeharto Dihilangkan Dari Sejarah

- 8 Maret 2022, 11:08 WIB
 Fadli Zon marah tidak terima idolanya Presiden Soeharto namanya tidak tercantum dalam sejarah
Fadli Zon marah tidak terima idolanya Presiden Soeharto namanya tidak tercantum dalam sejarah / Instagram @fadlizon /

PRIANGANTIMURNEWS - Fadli Zon sedih bukan kepalang idolanya Presiden Soeharto diabaikan Presiden Jokowi.

Gara-garanya adalah sebuah keputusan presiden tentang hari penegakan kedaulatan tanggal yang ditentukan sebagai hari penegakkan kedaulatan adalah satu Maret.

Bagi Anda yang masih ingat pelajaran sejarah tentu tahu 1 Maret 1949 hari diserangnya basis militer Belanda di Yogyakarta Indonesia di era Orde Baru nama yang disebut sebagai paling berjasa dalam serangan itu adalah Soeharto.

Baca Juga: Sejarah Singkat Hari Perempuan Internasional, Simak Selengkapnya

Sebagaimana dilansir priangantimurnews.com dari Youtube CokroTV, dalam Keppres Jokowi ini nama Soeharto hilang, maka marah Fadli Zon dia menuduh pemerintah dengan sengaja mengubah sejarah.

Begitu juga sekretaris jenderal partai berkarya Priyo Budi Santoso, Meminta semua pihak agar jangan sekali-kali menghilangkan sejarah.

Ini sudah dibantah oleh Menko Polhukam Mahfud MD dia kira-kira bilang yang ngapain juga sih pemerintah harus main-main dengan sejarah.

Tapi kan memang dalam Semoga tidak semua nama perlu dan bisa dicantumkan cuman nama-nama penting lain disebut di dalam Koperasi itu.

Baca Juga: 3 Spesialis Pencuri Motor Ditangkap Satreskrim Polresta Tasik, 13 Unit Sepeda Motor dan 1 Mobil Diamankan

Ada bagian mempertimbangkan di sana ditulis penggagas Serangan Satu Maret ini adalah menteri pertahanan Sultan Hamengkubuwono 9 yang menjalankan aksi adalah Jenderal Sudirman di bawah persetujuan Soekarno-Hatta sebagai kepala Negara.

Soeharto juga diketahui ikut berperang dan namanya juga tercantum dalam naskah akademik Keppres tapi kan memang tak perlu sampai masuk dalam isi Keppres.

Mahfud memberi contoh soal Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 yang turut terlibat juga banyak kalau bicara badan persiapan upaya kemerdekaan Indonesia jumlah ketua dan anggotanya ada 64 orang tua.

Akhirnya kata Mahfudz yang disebut cuma Soekarno-Hatta itu pula yang diterapkan dalam Keppres hari penegakkan kedaulatan negara.

Baca Juga: Prediksi Skor Liverpool vs Inter Milan, H2H, Berita Tim, Starting XI: Liga Champions UEFA 2021-22

Untuk menyegarkan ingatan Anda Serangan Umum satu Maret 49 adalah Serangan yang terjadi di Yogyakarta serangan ini bertujuan untuk membuktikan kepada dunia internasional bahwa Tentara Nasional Indonesia TNI masih ada.

Diharapkan serangan itu akan memperkuat posisi Indonesia dalam rangkaian perundingan yang sedang berlangsung di Dewan Keamanan PBB Indonesia sebenarnya sudah menyatakan kemerdekaan pada 1945.

Namun itu dianggap sebagai klaim pihak Belanda tidak terima kehilangan daerah jajahannya begitu saja, bagi mereka Indonesia adalah bagian dari wilayah kerajaan Belanda.

Baca Juga: GANTI BACKGROUND FOTO Latar Belakang Merah dan Biru Secara Online Gratis Melalui Remov.bg

Karena itulah mereka kembali berusaha menduduki Indonesia mereka melakukan serangkaian Agresi Militer di akhir 1948 mereka menduduki Ibukota Indonesia Yogyakarta dan kota-kota strategis lainnya.

Mereka menahan kita Indonesia Soekarno-Hatta, perang ini menarik perhatian dunia internasional PBB yang baru saja didirikan saat itu memfasilitasi rangkaian perundingan yang menghadirkan Wakil Belanda wakil Indonesia yang baru merdeka dan negara-negara lainnya.

Kemenangan telak dalam agresi militer membuat Belanda membual Indonesia sudah tidak ada tapi para pejuang Indonesia tidak menyerah begitu saja TNI menyusun strategi untuk memukul balik tentara Belanda.

Baca Juga: Prediksi Skor Manchester City vs Sporting CP, H2H, Berita Tim, Starting XI: Liga Champions UEFA 2021-22

Terutama dengan taktik gerilya TNI memutuskan telepon, merusak jalan kereta api, menyerang konvoi Belanda, dan berbagai aksi lainnya Belanda terpaksa memperbanyak pos-pos di sepanjang jalan-jalan besar penghubung kota-kota yang telah diduduki.

Akibatnya kekuatan pasukan Belanda tersebar pada pos-pos kecil diseluruh daerah yang menjadi Medan gerilya, dalam keadaan pasukan Belanda yang sudah terpencar-pencar TNI menyiapkan serangan ke kota-kota strategis yang salah satunya Ibukota Indonesia saat itu Yogyakarta.

Yang semakin membangkitkan semangat Tentara Indonesia adalah kabar bahwa PBB akan mengeluarkan resolusi yang kemerdekaan Indonesia dan Belanda akan mati-matian menentangnya dan karena itu Belanda akan berusaha membangun kesan bahwa mereka sudah menaklukkan Indonesia.

Pada titik itulah Menteri Pertahanan Sri Sultan Hamengkubuwono 9 menggagas penyerangan ke Yogyakarta rencana penyerangan itu melibatkan banyak orang, serangan tidak hanya dilakukan ke Jogja tapi juga daerah-daerah lainnya.

Baca Juga: Conte yakin Spurs Dapat Mencapai Empat Besar Setelah Kekalahan Everton

Yang berposisi sebagai panglima adalah Jendral Besar Soedirman waktu itu dia dalam keadaan kondisi sakit tapi dialah yang memimpin serangan,

Adapun Soeharto pada waktu itu menjabat sebagai komandan Brigade 10 yang berposisi sebagai pelaksana lapangan di wilayah Yogyakarta.

Jadi Letkol Soeharto memang berperang tapi dia bukan mimpi, dia pada dasarnya menjalankan perintah atasan dengan komando tertinggi ditangan Sudirman tokoh yang berada di atasnya langsung adalah Panglima divisi dua Kolonel Bambang Sugeng.

Bambang Sugeng inilah tokoh yang menyatakan Yogyakarta harus dipilih sebagai sasaran utama, ada tiga alasan yang ia Kemukakan pertama Yogyakarta adalah ibukota RI.

Disaat itu dua di Yogyakarta banyak wartawan asing menginap sehingga mereka bisa menjadi alat propaganda untuk mempengaruhi negara-negara Barat yang sedang bersidang di PBB.

Di Yogyakarta juga ada pengamat militer dari PBB jadi serangan perlu dilakukan lebih dalam rangka membangkitkan perhatian dunia internasional Atas dasar itulah satu Maret 1949 dilakukan serangan fenomenal ke Jogja.

Baca Juga: Ini Cara Ganti Background Foto Latar Belakang Merah dan Biru Secara Online Gratis Melalui Remov.bg

Dalam serangan ini Soeharto memimpin pasukan dari barat ventje sumual di sektor Timur Sarjono di Selatan dan Kusno di utara dan untuk sektor kota ditunjuk Letnan Amir murtono dan Letnan Masduki sebagai pimpinan.

Sejarah mencatat TNI berhasil menduduki kota Yogyakarta selama 6 jam tepat pukul 12.00 siang, sebagaimana yang telah ditentukan semula seluruh pasukan TNI mundur.

Walau pendudukan Yogyakarta dilakukan hanya dalam waktu enam jam itu sudah cukup untuk membangunkan kesadaran masyarakat dunia serangan ini berdampak positif buat Indonesia.

Pada Mei 1950 diadakan konferensi roem-royen salah satu kesepakatan adalah Belanda harus menarik pasukan militer melepaskan tahanan politik dan mengakui Yogyakarta sebagai ibukota Indonesia.

Baca Juga: Ridwan Kamil Cuitkan dalam Instagram, Perjalanan Dalam Negeri Tidak Perlu Test PCR dan Antigen, Ini Syar

Jadi Serangan Satu Maret memang memiliki peran penting dalam proses kemerdekaan Indonesia karena itulah tanggal tersebut sekarang dinyatakan sebagai hari penegakkan kedaulatan.

Hanya saja semasa orde baru terjadi penyelewengan sejarah dalam otobiografinya Soeharto menyatakan dialah yang berinisiatif mengerahkan pasukan menyerang Jogyakarta.

Dia bercerita dia mengambil keputusan itu karena dia tidak bisa berkomunikasi dengan Jendral Sudirman yang bergerilya di hutan, begitu juga ada buku yang diterbitkan sekolah staf dan komando angkatan darat.

Dalam buku itu dinyatakan bahwa pemrakarsa dan komandan operasi Serangan Satu Maret adalah Soeharto Buku itu sangat mengagung-agungkan peran Soeharto gambaran tentang kehebatan Soeharto itu juga terlihat dalam film Janur Kuning.

Baca Juga: PERTAJAM PENYELIDIKAN KASUS SUBANG! Polda Jabar Kembali Panggil Saksi Yosef dan Yoris

Di dalam film itu Suharto digambarkan sebagai panglima yang memimpin pasukan mengalahkan Belanda upaya koreksi sejarah sebenarnya pernah dilakukan di era orde baru.

Tapi segenap karya ilmiah dokumen manuskrip dan buku yang memberikan kesan berbeda tentang peran Soeharto tidak bisa dipublikasikan,

Oleh Karena itulah untuk waktu yang lama orang percaya bahwa Soeharto adalah Panglima tertinggi dalam Serangan Satu Maret,

Kebohongan itu baru terbongkar Setelah reformasi berlangsung para sejarawan secara lebih jujur meluruskan apa yang terjadi,

Soeharto memang terlibat dalam perang tapi perannya tidak sedemikian besar operasi yang dikeluarkan saat ini melandaskan diri pada versi sejarah yang sudah dikoreksi tentu saja para pecinta Soeharto marah dan memaki-maki.

Tapi kebenaran harus disampaikan Betapapun pahitnya itu, gunakan akal sehat karena hanya kalau kita gunakan akal sehat negara ini akan selamat.***

 

Editor: Muh Romli

Sumber: Youtube CokroTV


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah