Ratusan Suporter Jadi Korban Tindakan Aparat! Ini Insiden Sepakbola Paling Banyak Memakan Korban Jiwa

10 Oktober 2022, 13:56 WIB
Potret Kericuhan yang terjadi di dunia Sepakbola dan menimbulkan Korban Jiwa /Tangkapan Layar Youtube Daftar Populer/

PRIANGANTIMURNEWS - 1 Oktober 2022 dibuka dengan tragedi Kanjuruhan tragedi sepakbola dengan korban jiwa terbanyak di dunia selama kurang lebih 50 tahun belakangan.

masihkah Kamu Naif memandang sepak bola hanya 90 menit insiden di Stadion Kanjuruhan cuma satu dari banyaknya catatan kelam dari sejarah persepakbolaan.

Dikutip priangantimurnews.com dari Youtube Sport Space, tragedi di Peru tahun 1964 adalah insiden terburuk dalam sejarah sepakbola terjadi saat pertandingan kualifikasi Olimpiade antara Peru dan Argentina.

pertandingan berlangsung pada tanggal 24 Mei 1964 di ibukota Peru Lima di Stadion Estadion Nasional Peru yang berkapasitas 53.000 penonton.

Makanya tragedi ini dinamakan tragedi Lima atau tragedi Estadio Nasional Peru.

Baca Juga: Curhat Messi Piala Dunia Qatar 2022 Kesempatan Terakhir Memenangkan Gelar Bersama Argentina!

kala itu Peru setidaknya butuh hasil imbang saat melawan Argentina persaingan yang ketat menjadikan laga ini dihadiri lebih dari 5% populasi kota Lima.

Hingga di menit-menit akhir pertandingan wasit menganulir gol Peru seorang suporter bernama Bomba masuk lapangan mencoba memukul wasit.

Diikuti suporter kedua bernama Edelberto mereka berhasil ditangkap Polisi di bawa ke pinggir lapangan dan dianiaya.

Menurut pengakuan aktor Jupiter salah satu legenda sepak bola Peru yang saat itu bermain.

Polisi membiarkan anjing polisi mengoyak-ngoyak kedua penonton itu seorang penonton mengatakan bahwa Polisi menendang dan memukuli penonton,

itu seperti musuh semua ini memicu kemarahan penonton dengan ikut turun ke tribun berusaha mengendalikan ke brutalan Polisi.

Baca Juga: Update Terbaru Bursa Transfer, Barcelona Menang Tipis atas Celta Vigo, Manchester United Sikat Everton,

Polisi pun segera menembakkan gas air mata dan melepaskan anjing-anjingnya semakin kacau penonton menyerbu ke arah pintu keluar.

Mendobrak pagar dan dinding karena panik dan ketakutan kerusuhan di dalam Stadion terjadi Kurang lebih 3 jam dan Sukses melayangkan 328 nyawa.

Hampir semua mati karena terinjak-injak dan sesak nafas jumlah ini sendiri tak pernah jelas sejak disidangkan.

Banyak yang mencurigai jumlahnya dikurangi dari korban tembak Polisi yang dimintai pertanggungjawaban.

Hanya dua orang Hakim yang terlambat memberikan laporan dan otopsi korban serta kepala Polisi yang memerintahkan penembakan gas air mata.

Baca Juga: TERJADI LAGI! Kronologi Gas Air Mata di Sepakbola Argentina Mirip Tragedi Kanjuruhan

Tak ada Monumen tak ada ucapan duka dan tak ada sesat kematian para suporter terlanjur dianggap biasa.

Maka Tak jarang susah dimintai pertanggungjawaban kepada seluruh perangkat dan otoritas yang terkait dengan pertandingan.

kita hanya bisa menghitung angka nyawa yang melayang tragedi Peru mengingatkan kita pada tragedi Kanjuruhan.

Ada banyak kesamaan jika Peru berada di urutan pertama daftar bencana sepak bola terburuk maka Kanjuruhan berada di urutan kedua.

Tanggal 1 Oktober 2022 Arema dan Persebaya bertemu partai yang paling ditunggu-tunggu Derby Jatim yang membuat Stadion Kanjuruhan Malang dipenuhi penonton dan supporter.

Baca Juga: BARU TAHU RASA!! Panpel Arema Kembali Ditahan, Terbukti Pernah Terlibat Kasus Suap Komdis PSSI!

Kalah di kandang dengan skor 2-3 membuat singo edan tak bersemangat di lapangan sesuai penelusuran tempo 15 menit.

Setelah pertandingan pemain dari Surabaya atau Persebaya telah masuk ruang ganti dua suporter turun dari tribun mendatangi pemain Arema.

Untuk memberikan semangat Polisi yang melihat kejadian itu langsung mengejar si suporter memancing suporter lain untuk ikut turun dari tribun.

Salah satu saksi yang diwawancarai mengatakan saat itu ada suporter yang di dibeli oleh oknum TNI dan Polri.

Lalu gas air mata meledak di dekatnya menyusul meledak di sisi Selatan pelemparan gas air mata itu membuat penonton panik dan berhamburan mencari jalan keluar.

Baca Juga: Hasil Pertandingan: AC Milan Hajar Juventus, Haaland Cetak Gol Lagi, Bastoni Target Manchester United 2023!

Sementara pintu keluar tertutup dan jalur evakuasi juga tidak terbuka banyak yang terjebak di tribun terinjak-injak dan sesak nafas oleh kurangnya oksigen.

Ditambah gas air mata dan penyelamatan korban tidak mudah karena terkendala akses ke rumah sakit per tanggal 2 Oktober 2022.

Menurut pemaparan Kapolri total korban berjumlah 450 jiwa dengan rincian 125 meninggal dan sisanya luka-luka.

Jokowi sebelumnya menyebutkan 129 orang meninggal sementara data Dinas Kesehatan atau Dinkes kabupaten Malang jumlah yang meninggal dunia adalah 131 orang.

Sebelumnya juga Wagub Emil menyebut data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau BPBD Jatim jumlah korban mencapai 174 orang.

Baca Juga: Putri Candrawathi Benarkan Isu Perselingkuhan Langsung Didepan LPSK? Bukti Ada di Bharada E!

simpang siur data korban ini Sama persis dengan ketidakjelasan tingkah oknum di tribun dilarang oleh FIFA.

gas air mata tetap ditembakkan alih-alih untuk mengendalikan masa malah membuat kepanikan berakhir pada kematian.

Padahal menurut keterangan PSSI sendiri, Polri tahu kok aturan FIFA kalau gas air mata itu dilarang di stadion.

sanksi yang dijatuhkan pun sama tidak jelasnya mengutip suara Arema FC diberi dua sanksi oleh komisi disiplin Komdis PSSI.

Dilarang menyelenggarakan pertandingan dengan penonton di Stadion jika bertindak sebagai tuan rumah sampai Liga 1 musim ini selesai.

Baca Juga: TERBARU!! Nasib Lesti Kejora Usai KDRT Rizky Billar Hingga Alasan Denise Chariesta Tergoda Jadi Pelakor!

Dan harus membayar denda sebesar 250 juta komisi PSSI juga menganggap Panpel tidak becus dalam menjaga ketertiban di dalam lapangan.

Maka ketua panitia pelaksana Arema FC Abdul Haris dan petugas keamanan atau security officer Arema FC Suko Sutrisno di sanksi.

Tidak dapat beraktivitas di lingkungan sepak bola seumur hidup tapi berbeda dengan yang di Peru.

Entah mengapa pihak pengamanan dalam hal ini oknum Polisi dan TNI tidak diberi sanksi padahal metode pelemparan gas air mata yang memicu penyerbuan dan penumpukan massa adalah cikal bakal ratusan nyawa mati sia-sia.

Belum lagi tindakan Represif di lapangan sangat militeristik dan tidak terlatih dalam pengendalian masa dalam Stadion.

Baca Juga: FAKTA BARU TERUNGKAP! Mantan Kapolres Malang Mengaku Beri Intruksi Khusus ke Aparat di Kanjuruhan!

Lebih aneh lagi PSSI Nugroho Setiawan satu-satunya orang Indonesia pemilik lisensi FIFA security officer malah dipecat tahun 2020.

Karena berseberangan dengan PSSI insiden ini jadi sorotan dunia media luar negeri melaporkan dan menganalisa memasukkannya dalam daftar bencana sepak bola terburuk.

Presiden FIFA Gianni Infantino mengatakan tanggal 1 Oktober adalah hari yang gelap sebagai tanda FIFA mengibarkan Bendera Setengah Tiang.

Sama gelapnya saat gas air mata dilemparkan Polisi ke tribun penonton di Stadion di Ghana pada tanggal 9 Mei 2001.

Pertemuan dua klub tersukses di Afrika Agra hearts of dan Ashanty Kotoko tentu saja mengundang penonton yang banyak.

Baca Juga: KABAR GEMBIRA! Ditengah Suasana Duka, Persib Dapat Keuntungan! Luis Milla Kegirangan!

Namun kekecewaan suporter Kotoko yang di luapkan dengan lemparan benda ke lapangan dianggap sebagai pemicu kerusuhan.

Polisi mengendalikan kerusuhan itu dengan lemparan gas air mata membuat kerusuhan makin menjadi-jadi karena panik massal melanda seisi tribun.

Banyak yang tewas karena terijak-injak terhitung setidaknya ada 126 korban jiwa dalam insiden ini menjadikannya sebagai bencana terburuk dalam sejarah sepak bola Afrika.

Untuk sejarah sepakbola Inggris tragedi Hilssborough tahun 1989 lah yang paling besar terjadi pada tanggal 15 April 1989.

Saat semifinal Piala FA berlangsung mempertemukan Liverpool dan Nottingham Forest.

Baca Juga: PUBLIK TERKEJUT! Pengakuan Aremania, Bongkar Perlakuan Aparat di Lapangan, Tolak Menolong Korban?

kejadian ini dengan gambaran sebagian besar disebabkan oleh kesalahan Polisi tiket dengan kapasitas 53.000 orang di Stadion terjual habis.

Dan untuk menghindari terjadinya bentrokan Polisi membuka dua jalur yang berbeda.

tapi karena terbatasnya akses masuk dan keluar kemacetan tak terhindarkan 30 menit sebelum Kick Off sekitar 10.000 suporter masih berada di luar Stadion.

Karena itu gerbang ketiga pun dibuka suporter pun membeludak kacau hingga banyak yang malah berusaha putar balik.

97 orang meninggal dan 760 luka-luka awalnya polisi menya mendapatkan suporter yang dianggap nggak tertib dan mabuk.

Baca Juga: Erick Thohir Bertemu Presiden FIFA, Bahas Apa? Netizen Buat Petisi Desak Iwan Bule Mundur dari Ketum PSSI

Tapi hasil penyelidikan membuktikan tidak ada yang mabuk pada tahun 2016 insiden ini dinyatakan sebagai pembunuhan tidak sah.

Pelakunya Polisi tapi satu-satunya yang dihukum adalah kepala keamanan Stadion Graham Makro.

Lalu di urutan kelima terburuk adalah tragedi Dahsyat stadium terjadi pada 12 Maret 1988 di stadion di Katmando Nepal,

Saat pertandingan antara Red factory dan Lados liberation Army pertandingan ini diberhentikan karena badai es hebat melanda.

Seluruh penonton berusaha melarikan diri dari Stadion lalu saling tabrak kacau.

Baca Juga: DITUNTUT DIDEGRADASI KE LIGA 2! Presiden Arema Menangis Sanksi Terlalu Berat!

Insiden ini lebih tepatnya adalah proses orang-orang yang menyelamatkan nyawanya langsung terhitung ada 93 orang tewas dan ratusan luka-luka.***

Berita Seputar tragedi Kanjuruhan bisa KLIK DISINI

Editor: Galih Cipta Nugraha

Sumber: Youtube Daftar Populer

Tags

Terkini

Terpopuler